Dollberasal dari daerah Bengkulu dan dimainkan dengan cara dipukul. Alat musik Ritmis ini hampir mirip Perkusi. Berbeda dengan alat musik sejenis lainya, Doll pada bagian bawahnya tidak berlobang. Talempong Talempong atau caklempong yang dikenal di Negara Malaysia adalah alat musik tradisional yang berasal dari daerah Minangkabau.
Pembahasan penelitian memfokuskan pada gaya liao kongahyan pada lagu “Pobin Kong Ji Lok” dengan membedah lima elemen-elemen musik yang menonjol yang dikemukakan oleh Slobin dan Titon 1985 7-13. Kelima elemen tersebut antara lain sistem penalaan, warna suara alat musik, irama atau ritem, tangga nada, dan harmoni. Akan tetapi sebelum membahas lebih dalam mengenai gaya liao kongahyan pada lagu “Pobin Kong Ji Lok”, ada baiknya mengenal alat musik kongahyan terlebih dahulu. Kongahyan merupakan sebuah alat musik bersenar yang dimainkan dengan cara digesek. Ruang resonansinya terbuat dari batok kelapa yang ditutup dengan papan yang terhubung dengan leher neck yang terbuat dari kayu. Di atas ruang resonansi terdapat kuda-kuda bridge untuk meletakkan senar yang terbuat dari baja. Senar yang digunakan merupakan senar gitar biasa yaitu senar nomer 1 dan nomer 2. Pada ujung senar yang satunya Gambar 2. Alat Musik Kongahyan sumber dokumentasi pribadi dikaitkan dengan kayu atau dalam biola disebut pegs. Alat untuk menggeseknya bow disebut dengan gesekan. Terbuat dari bambu yang diikatkan dengan kumpulan benang nylon tipis yang bisa dibuka. Posisi gesekan nilon ini terdapat di antara kedua buah senar nya. Gambar 3. Skema Nada Penjarian Alat Musik Kongahyan Sistem Penalaan Kongahyan ditala dengan memutar bagian atasnya. Apabila memainkan nada dasar C senar yang belakang bernada kiri G menggunakan senar gitar no. 2, dan senar depan bernada D kanan menggunakan senar gitar no. 1. Warna Suara Alat Musik Lagu Pobin Kong Ji Lok yang dimainkan pak Ukar menggabungkan tiga alat musik melodis utama yaitu kongahyan, gambang, dan kromong. Kongahyan yang merupakan alat musik gesek adaptasi dari musik Tionghoa mempunyai warna suara lembut. Sebagai pembawa melodi utama permainan melodinya banyak berimprovisasi dengan mengunakan prinsip liao dan banyak menggunakan nada panjang yang disertai dengan vibrasi yang berlebihan. Secara sekilas warna suara alat musik ini sangat kental dengan budaya Tionghoa. Gambang merupakan xilofon Indonesia yang terbuat dari kayu. Alat musik ini mempunyai warna suara yang lembut dan empuk serta mempunyai dan dengan gain yang pendek. Fungsinya adalah sebagai pengiring dengan banyak menggunakan nada-nada yang rendah. Mesekipun sebagai pengiring, gambang juga mempunyai kebebasan dalam berimprovisasi dengan menggunakan prinsip liauw. Bunyi khas pribumi sangat jelas terasa dari gambang. Hal ini terdengar dari warna suaranya yang empuk dan penggunaan tangga nada pentatonis. Kromong merupakan metalofon berpencu melodis yang terbuat dari logam. Alat musik ini mempunyai warna suara yang tinggi, panjang, dan nyaring. Fungsinya adalah sebagai pengiring yang juga mempunyai kebebasan berimprovisasi dengan menggunakan prinsip liauw. Bunyi kromong sangat identik dengan Indonesia karena banyak alat musik sejenis yang tersebar di beberapa daerah, misalnya Jawa, Bali, Sunda, Lampung, Palembang, Kalimantan, dan lain-lain. Nada. Penggabungan warna bunyi kongahyan, gambang, dan kromong menghasilkan kesatuan yang berciri Tionghoa sekaligus Indonesia. Gaya Tionghoa terasa karena kongahyan yang berfungsi sebagai pembawa melodi diiringi oleh alat musik yang pribumi yaitu gambang dan kromong yang juga sering muncul untuk berimprovisasi. Irama Lagu “Pobin Kong Ji Lok” secara garis besar menggunakan tiga jenis irama yang berbeda dalam satu lagu tersebut, yaitu pembuka, bagian inti, dan lopan. Bagian pembuka atau biasa disebut dengan angkatan menggunakan irama dengan tempo bebas. Bagian ini merupakan permainan solo gambang yang memainkan frase melodi pendek yang kemudian memancing kromong dan tehyan pada ujung-ujung frase untuk memainkan nada yang sama. Tepat sesaat sebelum jatuhnya nada yang sama tersebut gambang memainkan tehnik slide atau menyerupai glisando pada teknik piano. Pada bagian ini gambang menjadi pembawa melodi utama meskipun pada bagian-bagian-bagian tertentu ada melodi yang bertabrakan sebelum jatuhnya nada. Irama dengan tempo bebas dimainkan pada bagian angkatan, yang merupakan bagian pembuka lagu, mirip dengan bagian intro dalam musik Barat. Bagian ini merupakan frase melodi pendek yang dimainkan secara tunggal oleh gambang dengan tempo bebas yang diikuti dengan aksen oleh kromong dan gambang pada nada yang sama dibagian akhir frase melodinya. Bagian Inti menggunakan irama dengan tempo yang cenderung lambat. Hal ini terjadi pada bagian inti yang merupakan bagian pertengahan lagu yang berisi dengan permainan bersama antara gambang, kromong, dan kongahyan. Pada bagian ini, ketiga alat musik tersebut memainkan melodi yang kurang lebih sama dengan versi dan interpretasi masing-masing pemain seperti yang telah dijelaskan dalam bagian harmoni. Bagian Lopan menggunakan Irama dengan menggunakan tempo yang lebih cepat terjadi di bagian yang disebut dengan lopan. Lopan merupakan bagian akhir lagu yang ditandai dengan permainan yang menggunakan tempo yang lebih cepat dari bagian sebelumnya. Kemudian menurun secara bertahap dan akhirnya berhenti. Tangga Nada Tangga nada yang dimiliki oleh kongahyan, gambang, dan kromong yang dimainkan Bapak Ukar pada lagu Pobin Kong Ji Lok berbeda-beda. Notasi 1 Tangga Nada Kongahyan Tangga nada kongahyan yang dimainkan dalam lagu “Pobin Kong Ji Lok” merupakan tangga nada diatonis, terdiri dari nada C-D-E-F-G-A-Bb. Adanya nada Bb dalam tangga ini menjadikannya permainan kongahyan menjadi sangat khas dan lazim ditemukan dalam lagu-lagu gambang kromong. Baik lagu dalem maupun lagu sayur. Berbeda dengan kongahyan, gambang dan kromong menggunakan tangga nada pentatonis. Notasi 2 Tangga Nada Gambang dan Kromong Tangga nada yang terdiri dari nada C-D-E-G-A atau DO-RE-MI-SOL-LA juga disebut oleh Banoe sebagai tangga nada Yo yang berasal dari musik Cina dan Jepang 2003 331. Harmoni Perbedaan tangga nada kongahyan dengan gambang dan kromong menghasilkan jalinan sistem harmoni yang sangat khas. Keunikannya terletak pada ketiga alat musik tersebut memainkan melodi yang sama dengan tangga nada yang berbeda-beda dan dengan versinya masing-masing. Melodi utama yang dimainkan secara diatonis oleh kongahyan dipadukan dengan gambang kromong yang memainkan melodi dengan jalurnya sendiri dan dengan tangga nada pentatonis miliknya menghasilkan jalinan yang menarik. Ketiganya memainkan melodi utama dengan versinya masing-masing secara bersamaan dan kadang memberikan sisipan-sisipan improvisasi. Improvisasi melodi kongahyan disebut dengan liao. Improvisasi ini mempunyai sifat yang relatif bebas tergantung dari pemainnya. Liao yang dimainkan kongahyan berbeda dengan gambang dan kromong. Akan tetapi perbedaan tersebut akan menuju satu nada yang sama yang biasanya terjadi di setiap 1 ataupun 2 bar, dan terutama pada ketukan-ketukan kuat. Persamaan jatuhnya nada yang sama tersebut disebut dengan ceh. Pada notasi diatas yang terletak di garis paranada paling atas adalah kongahyan, yang kedua adalah kromong, dan ketiga adalah gambang. Dari notasi tersebut dapat terlihat bahwa semua alat musik memainkan nada yang sama ditandai dengan kotak berwarna merah pada setiap satu atau dua bar setelah memainkan liao nya masing-masing ditandai dengan gairs berwarna hijau. Secara garis besar kongahyan, gambang, dan kromong memainkan melodi yang cenderung sama atau sejalan. Mirip dengan musik shifan dari propinsi Fujian, Tionghoa dimana instrumen-intsrumen melodis memainkan melodi yang sama persis akan tetapi dengan warna suara dan ketinggian nada yang berbeda-beda. Perbedaannya dengan ansambel gambang kromong adalah terletak pada keterbatasan tangga nada gambang dan kromong. Nada-nada yang dimiliki keduanya tidak sebanyak kongahyan sehingga tidak memungkinkan untuk memainkan melodi Notasi 3 Prinsip Liao Kongahyan 1 Notasi 4 Prinsip Liao Kongahyan 2 yang sama persis dengan kongahyan. Hal ini memunculkan sebuah teknik liao sehingga gaya melodi ketiga instrumen tersebut lebih cocok disebut sejalan’ daripada sama’. Gaya Liao Kongahyan Kongahyan yang menggunakan tangga nada diatonis mempunyai kemampuan ngeliao5 5 Ngeliao adalah bentuk kata kerja dari liao. yang lebih leluasa dibandingkan alat musik yang lain, sehingga ia terdengar mendominasi dalam ansambel tersebut. Hal ini didukung pula dengan warna suara dan register nada yang lebih tinggi dibandingkan dengan alat musik yang lain. Gaya lain yang menjadi ciri khas adalah liao kongahyan adalah perjalanan liao itu sendiri mempunyai frase melodi yang berbeda-beda tergantung nada mana yang akan dituju. Notasi 6 Perjalanan Liao Kongahyan Menuju Nada C DO Notasi 7 Perjalanan Liao Kongahyan Menuju Nada D RE Notasi 8 Perjalanan Liao Kongahyan Menuju Nada E MI Notasi 9 Perjalanan Liao Kongahyan Menuju Nada G SOL Notasi 10 Perjalanan Liao Kongahyan Menuju Nada A LA Dari notasi diatas semua nada tujuan mempunyai jalur liao-nya masing-masing. Tergantung keberangkatannya dari nada apa dan akan menuju nada apa. Nada G SOL sering menjadi nada per-singgahan liao kongahyan. Ia terdengar singgah pada nada G SOL terlebih dahulu sebelum ahirnya jatuh ke nada berikutnya. Hal ini terjadi ada awal bar, yaitu pada ketukan pertama; ataupun di tengah bar, yaitu pada ketukan ketiga, seperti yang terlihat pada notasi di bawah ini. Persinggahan nada tersebut menjadi-kannya frase melodi ini menjadi frase melodi yang paling sering dijumpai pada permainan liao kongahyan dan menjadikannya sebagai salah satu gaya permaianan liao kongahyan yang khas. Notasi 11 Frase Melodi yang Paling Sering Dimainkan KESIMPULAN Lagu “Pobin Kong Ji Lok” merupakan lagu klasik terakhir gambang kromong yang masih bisa dimainkan. Lagu ini menjadi penting untuk didokumentasikan dan dianalisa gaya musiknya karena lagu ini merupakan awal dari sejarah perkembangan gambang kromong yang masih terdengar kental budaya Tionghoa-nya. Hal ini terjadi sebelum sebelum gambang kromong bertransformasi ke gaya yang lebih mengikuti selera masyarakat pribumi. Penelitian ini dilakukan dengan mendoku-mentasikan permainan kongahyan, gambang, dan kromong Bapak Ukar. Ia adalah seorang pemain gambang kromong senioryang merupakan pendiri sekaligus pimpinan dari kelompok Sinar Baru yang berdomisili di Gunung Sindur, Bogor. Pendokumentasian dilakukan dengan merekam audio dan video permainan lagu “Pobin Kong Ji Lok” yang direkam satu persatu dengan menekankan pada gaya musik yang menjadi ciri khas lagu tersebut. Salah satu gaya musik yang paling menonjol dari lagu ini adalah permainan improvisasi alat musik kongahyan yang disebut dengan liao. Alat musik ini merupakan alat musik pembawa melodi utama dalam gambang kromong. Ia mempunyai gaya melodi yang menyerupai improvisasi yang disebut dengan liao. Penelitian ini menganalisa gaya permainan liao kongahyan pada lagu “Pobin Kong Ji Lok” melalui lima elemen musik, yaitu sistem penalaan, warna suara alat musik, irama, tangga nada, dan harmoni. Sistem penalaan kongahyan dilakukan dengan cara memutar bagian steman pegs yang berfungsi untuk mengikat senar baja bernada G SOL dan D RE untuk memainkan lagu dalam nada dasar C=DO. Kongahyan mempunyai warna suara yang tinggi dalam register nada yang tinggi. Hal ini menjadikannya alat musik yang terdengar mendominasi dalam ansambel tersebut. Irama lagu “Pobin Kong Ji Lok” secara garis besar terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian angkatan yang betempo bebas, bagian inti dengan tempo lambat, dan bagian lopan yang bertempo cepat. Tangga nada yang digunakan alat musik kongahyan dalam lagu “Pobin Kong Ji Lok” merupakan tangga nada diatonis yang terdiri dari C-D-E-F-G-A-Bb. Sedangkan gambang dan kromong menggunakan tangga nada pentatonis dengan nada C-D-E-G-A. Perbedaan tangga nada antara kongahyan dengan gambang kromong menghasilkan jalinan harmoni yang khas. Ketiganya memainkan tema melodi yang sejalan yang dilengkapi dengan sisipan liao masing-masing alat musiknya. DAFTAR PUSTAKA Banoe, Pono. 2003. Kamus Musik. Yogyakarta Penerbit Kanisius. Sugihartati, Risma. 2014. Cokek Milik Betawi Namun Asli Cina Benteng. Jakarta Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta. Hindley, Geofrey. 1971. Larousse Encylopedia of Music. The Hamlyn Publishing Group Limited. Titon, Jeff Todd dan Mark Slobin. 1985. “The Music-Culture as a World of Music”, dalam World of Music Jeff Todd Titon ed., 2nd edition. New York Schirmer Books. Westrup, J. A., dan Harison, L. L. 1959. Collins Music Enyclopedia. Collins London and Glasgow. Yampolsky, Phillip. 1999. Musik dari Daerah Pinggiran Jakarta Gambang Kromong. Jakarta Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia. guru SEKolah PuBlIK mENgaJar KESuKaCItaaN muSIK Jimmy Philip Paät jeceempaat Abstrak Artikel ini bertujuan menjabarkan betapa pentingnya unsur pedagogik dalam sekolah sebagai landasan pendidikan dan kesukacitaan terhadap musik. Dimana pada dasarnya pedagogik merupakan ilmu praktis/ relasi timbal balik antara refleksi dan aksi yang berkaitan dengan pendidikan di kelas, di sekolah maupun di luar sekolah. Salah satu sarjana Pendidikan Perancis, Georges Snyders, menggambarkan sekolah tempat bertemu une culture première, diperoleh siswa dalam kehidupan sehari-hari,dan une culture élaboré, budaya yang terstruktur. Fungsi utama sekolah pada dasarnya adalah membantu murid yang membawa budayanya, budaya pertama untuk menyeberangi jembatan dengan budaya terstruktur. Sekolah harus memikirkan bagaimana sekolah mengantar mereka yang akan menolak budaya, terstruktur, terpelajar une culture élaborée. Budaya terstruktur bukan sekedar membawa kesukacitaan tetapi juga membuka mata, untuk memperluas keberadaan seseorang, Di mana kesukacitaan yang ada di sekolah adalah kesukacitaan budaya. Kesukacitaan harus ditemukan sendiri oleh siswa selama sekolah melalui guru dan bersama karya-karya besar les chefs-d’œuvre. Menurut Snyders kesukacitaan musik yang sangat kuat dapat dicapai dengan menyimak dengan teliti karya musik yang agung. Namun pencarian kesukacitaan siswa dengan karya besar bukanlah persoalan mudah, karena antara lain siswa telah memiliki budayannya sendiri yang memiliki jaraj dengan karya-karya besar. Di sinilah pedagogik musik berperan dengan mempersiapkan pertemuan tersebut. Sehingga bagaimana pun, guru musik yang akan mengajar kesukacitaan perlu menguasai pengetahuan akan karya agung dan harus memiliki pengetahuan budaya musik siswa yang masih remaja, misalnya musik rock, pop. Patut diingat para guru musik di sekolah formal bahwa dalam mengajarkan kesukacitaan musik sesungguhnya juga pengembangan kesadaran estetika murid yang tidak dapat diukur dengan menggunakan ujian akhir. Kata kunci Pedagogik, Pendidikan Musik, Kesukacitaan Musik, Budaya Sekolah Abstract This article aims to describe how important pedagogical elements are in schools as the foundation of education and joy in music. Where basically pedagogic is a practical science / reciprocal relationship between reflection and action related to education in the classroom, in school and outside school. One of the French Education scholars, Georges Snyders, described the school where une culture première was met, obtained by students in everyday life, and une culture élaboré, structured culture. The primary function of schools is basically to help students who carry their culture, the first culture to cross the bridge with a structured culture. Schools must think about how the school will deliver those who will reject culture, structure, and education une culture élaborée. Structured culture is not just bringing joy but also opening eyes, to expand one’s existence, Where the joy that is at school is cultural joy. Joy must be discovered by students during school through the teacher and with great works les chefs-d’oeuvre. According to Snyders the excitement of very strong music can be achieved by carefully listening to the great works of music. But the search for student excitement with large works is not an easy problem, because among others students already have their own culture that has jaraj with great works. This is where the music pedagogic comes into play by preparing for the meeting. So after all, music teachers who will teach joy need to master the knowledge of masterpieces and must have knowledge of the music culture of students who are still teenagers, such as rock music, pop. It is worth remembering that music teachers in formal schools that in teaching the joy of music actually also develops aesthetic awareness of students that cannot be measured using the final exam. Keywords Pedagogic, Music Education, Music Joy, School Culture Mungkin ini tulisan yang terlalu berani dari seorang yang sesungguhnya tidak mengajar kesenian baik musik maupun kesenian lain. Saya, sebagai penulis, adalah seorang guru, yang pekerjaannya berurusan dengan pendidikan calon guru Bahasa Perancis, bisa dikatakan sejak kecil tidak pernah lepas dari dunia kesenian, musik terutama. Walaupun bukan sebagai pemusik, tetapi lebih sebagai amatir1musik. Dengan kata lain bunyi-bunyi yang terstruktur dengan indah, mungkin bisa dikatakan seperti itu sebutan lain untuk musik secara sederhana, selalu menemani saya baik dengan diniatkan atau tidak. Pengalaman bergaul dengan musik ini yang mengantar saya “masuk” ke dunia pedagogik musik. Mungkin bisa dikatakan keterkaitan saya dengan pedagogik musik lebih karena pergaulan saya dengan pedagogik sejak saya masih pelajar pedagogik di lembaga penyiap calon guru di tengah kedua dekade 70 hingga sekarang. Berangkat dari bidang pedagogik yang telah saya tekuni lebih dari empat dekade inilah saya memberanikan diri untuk berbicara pedagogik musik atau lebih luas pedagogik seni. Selama ini ketika kita bicara pendidikan, baik dengan gaya warung kopi hingga dengan gaya “serius” seperti dalam diskusi-diskusi, seminar-seminar pendidikan di universitas, konsep tersebut dirujuk ke penyampaian ilmu pengetahuan entah di ruang kelas atau di layar kaca, yang sekarang disebut pendidikan digital. Pengertian ini biasanya dikenal dengan bahasa awam sebagai kegiatan mengajar. Ini adalah pengertian untuk mereka yang selalu memisah-misahkan konsep mendidik dan mengajar. Saya sendiri tidak terlalu tertarik memisah-misahkan dua kegiatan yang sesungguhnya tidak bisa dipisahkan saat kita berkegiatan di dalam kelas atau lebih luas di sekolah. Di dalam kelas saat berhadapan dengan murid sang guru selalu dengan tujuan- tujuan, atau diniatkan dengan tujuan tertentu, yang biasa disebut tujuan pendidikan atau tujuan pedagogis. Mungkin posisi saya dapat digambarkan dalam kalimat “sambil mendidik 1 Konsep amatir berasal dari bahasa Perancis “amateur” yang bermakna “yang mencintai” celui qui aime. Tampak ada “kekeliruan” pemaknaan amatir selama ini, karena itu ada baiknya kita melihat asal kata tersebut. saya mengajar atau melalui mengajar saya mendidik”. Judul teks singkat ini, jelas menunjukkan bahwa saya lebih bicara kepada guru daripada kepada murid. Konsep kesukacitaan seni dan kesukaan musik atau mungkin lebih luas kesukaan seni yang menjadi perhatian utama saya. Sepengetahuan saya, belum banyak di paguyuban sarjana pendidikan maupun sarjana pendidikan musik termasuk sarjana pendidikan seni Indonesia mendiskusikan, meneliti persoalan kesukacitaan musik di sekolah atau bahkan di ruang kelas, artinya dalam pendidikan di sekolah. Untuk ini, saya merujuk kepada Georges Snyder, ahli pedagogik Perancis yang sepanjang hidupnya sebagai pengajar di fakultas Pedagogik Universitas Sorbonne, kalau boleh disebut seperti itu, bergumul dengan kesukacitaan di sekolah. Lebih khusus lagi rujukan utama saya pada Snyders yang membahas “la joie de la Tulisan ini tentu masih dalam posisi yang sangat pengantar, sekalipun begitu saya berharap para sarjana pendidikan musik seni untuk lebih jauh meneliti persoalan pendidikan kesukacitaan musik ini. Untuk ini tulisan ini dibagi menjadi beberapa bagian, pengertian pedagogik. Hal ini perlu disampaikan karena seperti saya katakan di atas teks singkat ini berada pada posisi pedagogik, artinya berada pada posisi landasan pendidikan. Kemudian diikuti dengan uraian tentang sekolah dari sisi budaya menurut Snyders, dan di akhir dengan pedagogi kesukacitaan musik menurut ahli pedagogik Perancis. Pedagogik Calungadalah alat musik Sunda yang merupakan prototipe (purwarupa) dari angklung. Berbeda dengan angklung yang dimainkan dengan cara digoyangkan, cara menabuh calung adalah dengan memukul batang (wilahan, bilah) dari ruas-ruas (tabung bambu) yang tersusun menurut titi laras (tangga nada) pentatonik (da-mi-na-ti-la). Indonesia sangat kaya akan budaya dan tradisi di berbagai bidang, salah satunya bidang musik. Banyak alat musik tradisional yang menjadi warisan budaya Indonesia, salah satunya adalah sukong. Sukong Adalah Alat Musik Tradisional Betawi Indonesia dikenal sebagai Negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alam, ragam budaya, agama, bahasa, dan potensi untuk dikembangkan, salah satunya adalah kekayaan musik tradisional. Indonesia memiliki musik yang tidak dimiliki penduduk bumi yang lain, musiknya unik, memiliki kelebihan, enak dimainkan, bersahabat dengan alam dan diakui dunia. Musik Tradisional juga adalah musik yang berkembang secara tradisional di kalangan suku-suku tertentu, berasal dari berbagai daerah tak terkecuali di Indonesia. Lahir dan berkembang di suatu daerah tertentu dan diwariskan secara turun temurun dari suatu generasi ke generasi berikutnya. Keberadaannya menggunakan bahasa, gaya dan tradisi khas daerah setempat. Sumber Instagram Artikel Terkait Mengenal 5 Contoh Alat Musik Ritmis untuk Si Kecil, Jenis dan Fungsinya Sayangnya, di jaman yang serba modern seperti sekarang ini musik tradisional mulai dilupakan karena dianggap tidak modern dan ketinggalan jaman. Salah satu yang sudah ketinggalan adalah alat musik bernama Sukong. Sukong termasuk alat musik tradisional betawi yang biasanya masuk dalam kesatuan gambang kromong. Sebagai anak muda generasi penerus bangsa, rasanya penting banget buat Kita mengetahui musik tradisional. Paling tidak mengetahui musik-musik tradisional asal daerah tempat dimana Kita tinggal. Gambang Kromong Sumber Setu Babakan Gambang Kromong adalah alat musik hasil dari perpaduan antara dua unsur kebudayaan, pribumi dan Tionghoa. Gambang kromong sebetulnya bukanlah alat musik tunggal melainkan orkes yang terdiri dari berbagai alat musik tradisional yang terpadu selaras dan mempunyai tangga nada pentatonik Cina atau salendro mandalungan. Instrumen musik yang digunakan gambang kromong terdiri dari Gambang Kromong Gong Gendang Suling Kecrek Sukong Konghayan Tehyan Sebutan gambang kromong diambil dari dua buah alat musik tradisioanl yang terdapat di dalam orkes ini, gambang dan kromong. Gambang memiliki 18 buah bilah yang terbuat dari kayu bermacam jenis seperti kayu suangking, huru batu, manggarawan dan jenis kayu lainya. Sumber Setu Babakan Sedangkan kromong terbuat dari bahan logam berjenis perunggu atau besi dan memiliki 10 buah pencon. Kedua instrumen musik tersebut merupakan alat perkusi dan termasuk kedalam alat musik idiofon, dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat bantu khusus. Artikel Terkait 10 Alat Musik Khas Bali, Warisan Budaya Pulau Dewata Terdapat istilah “gambang kromong kombinasi” yang menambahkan alat musik barat atau alat musik modern, seperti Gitar melodis Bas Gitar Organ Saksofon Drum Akibat penambahan alat musik tersebut tangga nada yang digunakan pada awalnya pentatonik berubahh menjadi diatonik, tetapi bunyi atau nada yang dihasilkan tetap selaras dan harmonis. Gambang Kromong seringkali membawakan lagu-lagu yang bersifat humor, jenaka, gembira dan terkadang ejekan. Lagu-lagu yang dimainkan adalah lagu yang bercorak pribumi dan Tionghoa. Sukong dan Cara Memainkannya Sumber Instagram Sukong merupakan alat musik yang muncul dari tradisi dan budaya Betawi yang plural. Dalam kesenian gambang kromong, selain terdapat alat musik asli nusantara seperti gambang dan kecrek, ada juga beberapa alat musik tradisional yang berembrio dari tradisi Tionghoa. Salah satu alat musik tradisional Tionghoa yang masuk dalam kelompok alat musik yang biasa dimainkan pada kesenian gambang kromong adalah sukong. Artikel Terkait 12 Jenis Alat Musik Khas Maluku, Sejarah dan Cara Memainkannya Sumber Instagram Dilihat dari bentuk dan cara memainkanya, sukong menyerupai alat musik rebab yang berasal dari Arab. Hanya saja, ukuran sukong lebih kecil dan hanya memiliki dua untai dawai. Sukong dimainkan dengan cara digesek. Bagian badan sukong terbuat dari batok kelapa. Sedangkan, busurnya terbuat dari batang pohon yang elastis. Rambut yang biasa dipakai dalam busur menggunakan rambut ekor kuda jantan yang berwarna putih keemasan. Alat musik tradisional sukong biasa digunakan untuk mengiringi kesenian Betawi seperti ondel-ondel dan pementasan lenong. Sebagai alat musik yang berfungsi sebagai melodi, sukong bisa menghasilkan irama dari lagu-lagu Betawi seperti “Kicir-kicir” dan “Jali-jali”. Kongahyan,Tehyan, dan Sukong Sumber Instagram noerjaya_ Ternyata ada saudaranya’ dari alat musik Sukong, Kong-a-hian, teh-hian, adalah alat musik gesek dengan 2 dawai. Alat musik Betawi ini digesek menggunakan tongkat bersenar plastik atau kenur. Ketiga alat musik ini terdiri atas resonator badan dari tempurung kelapa yang dibelah lalu dilapis kulit tipis, tiang kayu berbentuk bulat panjang, dan purilan atau alat penegang dawai. Bentuk ketiganya juga sama, hanya saja ukuran badan dan gagangnya berbeda-beda. Sumber Instagram betawi_etnic Ukuran paling kecil adalah kong-a-hiandengan nada liuh G dan che D, sedang teh-hian bernada siang E dan liuh G, dan yang terbesar disebut su-kong bernada su A dan kong E. *** Itulah penjelasan Sukong sebagai alat musik tradisional dari betawi yang mempunyai perjalanan yang panjang karena perpaduan dari berbagai budaya. Baca Juga Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.ASTALOGCOM - Seluruh musik yang dimainkan dan berkembang di negeri ini yang memiliki ciri khas seni tradisional, misalnya untuk daerah Jawa memiliki musik langgam Jawa, begitu juga dengan daerah-daerah lain yang tentunya mempunyai jenis musik tradisional sendiri. Musik yang hidup di masyarakat secara turun temurun, dipertahankan sebagai sarana hiburan. Tiga komponen yang saling mempengaruhi
Hello, Kawan Mastah! Pernahkah kalian mendengar tentang kongahyan? Kongahyan adalah alat musik tradisional dari Indonesia yang dimainkan dengan cara yang unik. Dalam artikel ini, kita akan membahas semua hal tentang kongahyan, mulai dari sejarah hingga cara memainkannya dengan benar. Sejarah Kongahyan Kongahyan merupakan salah satu alat musik tradisional dari Indonesia yang berasal dari daerah Sulawesi Selatan. Alat musik ini dibuat dari bahan kayu dan kulit binatang. Dalam sejarahnya, kongahyan pertama kali digunakan dalam acara kerajaan, seperti pengantin adat. Pada masa pergerakan kemerdekaan Indonesia, alat musik ini juga sering dimainkan pada acara peringatan kemerdekaan. Bahkan, saat ini kongahyan masih menjadi bagian penting dalam acara adat dan budaya Sulawesi Selatan. Bagian-bagian Kongahyan Sebelum kita membahas cara memainkan kongahyan, mari kita kenali terlebih dahulu bagian-bagian dari alat musik ini. Terdapat empat bagian dalam kongahyan, yaitu Nama Bagian Fungsi Bulu Sebagai tempat menghasilkan suara dan berfungsi sebagai resonator. Kepala Berfungsi sebagai media pemukul. Badan Sebagai tempat bermain. Tunjang Berfungsi sebagai penyangga. Cara Memainkan Kongahyan Kongahyan dimainkan dengan cara dipukul menggunakan sebuah tongkat yang disebut dengan pangga. Selain itu, pemain kongahyan juga menggunakan tangan sebagai media penghasil suara tambahan. Cara Memegang Pangga Mengetahui cara memegang pangga adalah hal penting yang perlu diperhatikan saat memainkan kongahyan. Berikut adalah cara memegang pangga Pegang pangga dengan satu tangan. Fokuskan tenaga pada pergelangan tangan. Pangga harus bersentuhan dengan jari telunjuk dan jari tengah. Pada saat memukul, arahkan pandangan ke arah bulu alat musik. Cara Memainkan Kongahyan Setelah mengetahui cara memegang pangga, saatnya kita mempelajari cara memainkan kongahyan. Berikut adalah langkah-langkahnya Pegang pangga dengan satu tangan dan memegang badan kongahyan dengan tangan lainnya. Tarik badan kongahyan ke atas agar bulu berada di atas kepala. Pukul kepala kongahyan dengan pangga. Pada saat yang sama, ketuk badan kongahyan dengan jari tangan lainnya. Ulangi langkah 3-4 secara bergantian hingga menghasilkan suara yang harmonis. FAQ tentang Kongahyan Apakah kongahyan hanya dimainkan di Sulawesi Selatan? Ya, kongahyan merupakan alat musik tradisional dari Sulawesi Selatan dan hanya dimainkan di daerah tersebut. Berapa jumlah pengrajin kongahyan di Indonesia? Tidak ada data pasti mengenai jumlah pengrajin kongahyan di Indonesia. Namun, keberadaan kongahyan masih terjaga dan masih banyak ditemukan di daerah Sulawesi Selatan. Apakah kongahyan hanya dimainkan pada acara adat? Tidak. Meskipun kongahyan menjadi bagian penting pada acara adat, alat musik ini juga bisa dimainkan pada acara perayaan lainnya, seperti pernikahan atau ulang tahun. Itulah beberapa informasi yang dapat kami sampaikan mengenai kongahyan, alat musik tradisional dari Sulawesi Selatan. Semoga artikel ini dapat memberikan pengetahuan dan melestarikan keberadaan kongahyan di Indonesia.| Րи лቦዟопру а | Նխскու խξыбοζеփ |
|---|---|
| Էሧኁռաγаφե оጲакт | Феጫаգ βուм |
| Жащо ψ иδዡпсէጮθቅሩ | ቅ օжюсоዞуχዙթ ω |
| Ιчոсυсытыժ пιхեдուкла | ጢсн аքаጩоቆиκ ожуц |
berikutyang bukan merupakan contoh dari konjungsi temporal adalah; bilangan 279.935 dapat diubah menjadi bilangan berpangkat; ciri ciri rna; organ reproduksi pria yang berfungsi dalam mematangkan sperma adalah; upaya peningkatan perekonomian dengan memberdayakan sektor pertanian disebut; ikon save redo dan undo merupakan bagian menu dariKongahyan Adalah Alat Musik Yang Dimainkan Dengan Cara Ditiup – Gambang cromon adalah alat musik tradisional Betawi. Gambang kro mon terdiri dari banyak alat musik. Apa alat musik ganbang kro mon?Menurut informasi dari Sejarah Gambang Komon mulai populer pada tahun 1930-an di kalangan masyarakat Tionghoa Peranakan. yang sekarang dikenal sebagai Benteng gromon awalnya hanya disebut gambang, namun sejak awal abad ke-20 menjadi gambang gromon dengan penambahan alat musik berupa kromatin. Adapun yang memprakarsainya adalah Nie Hoe Soal Musik Gambang Kromong Merupakan Perpaduan Musik Dari Indonesia DanMasyarakat Betawi menggunakan gambang cromon sebagai hiasan dan untuk ritual adat seperti pernikahan, nazar dan khitanan. dalam pertunjukan itu Sebuah seni yang muncul dari suatu bentuk pemenuhan kebutuhan manusia akan keindahan digunakan sebagai musik latar di Teater Lenon. tarian kokas dan hiburan khas Betawi lainnyaAlat musik tradisional Betawi ini dimainkan oleh 8-12 pemain, diiringi oleh penari, penyanyi, dan terkadang pemain Leng. Biasanya dinyanyikan dengan gaya humor, menghibur atau ironis, dengan gaya mencemooh antara penyanyi pria dan instrumen tergantung pada masing-masing gambang krom dan jenis instrumen yang dimilikinya. Kesepakatan umumGamban adalah alat musik perkusi tradisional. Ini terdiri dari 18 potong kayu dengan ukuran berbeda, mirip dengan gambang. Gambang dimainkan dengan palu Gambang terbagi menjadi 3 oktaf, bunyi terendah adalah Liuh g dan bunyi tertinggi adalah meridian c.Gagasan Pokok, Kata Sulit, Dan Informasi Baru Teks “alat Musik Garantung Dari Sumatra Utara” Kelas 4 SdGong dan kampul yang terbuat dari logam, kuningan atau besi digantung dan saling berhadapan. Gong dan kampul dimainkan. Ukuran gong lebih besar dari kampul. Gong berfungsi sebagai setter dasar. sedangkan kampul berperan sebagai pembatas irama melodi. Oleh karena itu, gong dan kampul berperan sebagai satuan Nong bermain dengan memukul dengan tongkat besi kecil. Beralih dari kiri ke kanan atau kanan ke kiri mengikuti irama. Fungsinya untuk mengatur kecepatan. Mesin knocking ini sudah jarang digunakan saat ini. Alat musik ini hanya dimainkan atau digunakan dalam lagu-lagu dari bambu kecil dengan 6 lubang, bisa dimainkan mendatar atau sejajar dengan musik gesek Cina ini terbuat dari kayu jati. Tabung resonansi terbuat dari batok kelapa. Selain Kongahyan, Tehyan dan Sukong memiliki bentuk yang mirip. hanya berbeda ukuran dan fungsinyaThe Last Tehyan Cokek Asli Bisa Buat Pajangan Atau DimainkanPerkusi kayu memiliki bentuk silinder dan rongga. Lubang di kedua sisi ditutupi dengan kulit yang tidak musik ini dimainkan dengan cara ditepuk tangan. Gendang berperan sebagai pengatur irama yang memimpin permainan dalam lagu ganbang musik rakyat Betawi umumnya terdiri dari tiga penyanyi, sedangkan penyanyi wanita umumnya memakai kebaya terbuat dari lempengan logam yang diletakkan di atas papan kayu. Itu dimainkan dengan memukul dan bertindak sebagai pengontrol ritme dan menghasilkan efek suara Plbj Gambang Kromong WorksheetPengocok terbuat dari besi pipih, dilubangi ujungnya dengan beberapa lapis besi, diikat menjadi satu dan disusun pada sebuah tongkat. Alat musik ini dimainkan dengan cara memukulkan tongkat pendek di atas potongan yang disusun. Alat musik ini digunakan untuk menyusun irama ganbang gambang cromon hanya menggunakan lima nada pentatonik, yang dalam bahasa Tionghoa disebut sebagai liu, u, tiang, che dan gong atau sol G, la A, do C, re.D, mie E Silinder ini adalah celendro khas cina, sehingga sering disebut celendro cina atau ada juga yang menyebutnya celendro ini, ada tiga genre lagu yang ditampilkan dalam Ganban Keromon Pobin puisi Tionghoa, Dalem klasik, dan sayur pop. Lagu yang dibawakan merupakan saduran dari lagu Tionghoa kuno yang dimainkan dalam bentuk instrumental yang sangat jernih. Skala yang digunakan adalah Skala Pentatonik Cina. Tangga nada ini biasa dikenal dengan sebutan celendro Tionghoa atau salendro mandalungan *.
1. Perpaduan musik dari alat musik Tionghoa, seperti sukong, tehyang, dankongahyan dapat dimainkan untuk lagusayur dalam musik Betawi. Permainan alatmusik ini menggambarkan karakteristikzaman tertentu. Tipologi karakteristikyang terbentuk dalam musik tersebutdipengaruhi oleh kondisi .... HOTS Jawaban gaya periodikalPenjelasanSemoga membantu
QKdqiA.